Artikel & Tips

Mengenali Bisnis Gorengan : Jebakan Berbahaya untuk Dana Pensiun Anda

Pendahuluan: Di era digital ini, peluang bisnis bermunculan dengan sangat cepat. Namun, di balik keramaian itu, ada model bisnis yang sangat rapi dan licik yang sengaja menargetkan calon pengusaha baru, terutama para pensiunan. Modus ini sering disebut sebagai bisnis "gorengan".

Istilah "gorengan" merujuk pada praktik mengolah sebuah ide bisnis sederhana, bahkan yang belum teruji, menjadi sesuatu yang terlihat sangat menjanjikan. Dengan bantuan influencer atau KOL (Key Opinion Leader) skala mikro hingga makro, bisnis ini dibuat seolah-olah sangat laris, diterima pasar, dan menghasilkan pendapatan yang luar biasa. Akibatnya, peluang kemitraan bisnisnya dijual dengan harga yang sangat tinggi (overprice).


 

Ciri-Ciri Bisnis "Gorengan" yang Harus Anda Waspadai

 

Untuk melindungi dana pensiun Anda, sangat penting untuk mengenali ciri-ciri dari model bisnis ini.

 

1. Viralitas Instan yang Dibuat-buat

 

Bisnis ini tidak tumbuh secara organik, melainkan sengaja "digoreng" agar viral dalam waktu singkat. Mereka menggelontorkan dana besar untuk pemasaran, membayar influencer untuk membuat konten yang terlihat natural, dan meliputnya secara masif di media. Tujuannya adalah menciptakan ilusi bahwa bisnis ini sedang booming dan sangat diminati.

 

2. Penjualan Kemitraan dengan Harga Overprice

 

Setelah narasi viral terbentuk, mereka mulai menjual paket kemitraan atau franchise dengan harga yang tidak masuk akal. Calon pembeli, yang tergiur dengan klaim keuntungan besar dan cepat, tidak ragu untuk mengeluarkan modal besar, seringkali menggunakan seluruh tabungan pensiun mereka. Padahal, keuntungan yang mereka tawarkan mungkin hanya proyeksi di atas kertas, bukan kenyataan di lapangan.

 

3. Masa Hidup Bisnis yang Singkat

 

Model bisnis "gorengan" ini cenderung memiliki siklus hidup yang sangat pendek. Mereka laku keras di awal, namun cepat meredup. Bisnis ini sangat mudah diduplikasi. Begitu ada banyak pemain baru yang menjual produk serupa, hypeakan hilang, dan para mitra yang bergabung di tahap akhir akan kesulitan untuk balik modal, apalagi meraih keuntungan.

 

4. Filosofi Hit and Run

 

Pelaku bisnis ini tidak memiliki komitmen jangka panjang. Mereka tahu bahwa bisnis ini tidak akan bertahan lama. Tujuan mereka bukan membangun bisnis yang berkelanjutan, melainkan mencapai target penjualan kemitraan. Ketika target tersebut sudah tercapai, mereka akan meninggalkan bisnis itu dan mulai menggarap ide baru yang bisa "digoreng"lagi. Ini adalah siklus berbahaya yang merusak iklim investasi.

 

Mengapa Ini Sangat Berbahaya bagi Pensiunan?

 

Model bisnis ini sangat mengancam karena menargetkan kelemahan utama pensiunan:

  • Kurangnya Literasi Bisnis: Pensiunan seringkali tidak terbiasa dengan dinamika bisnis yang cepat dan taktik pemasaran modern. Hal ini membuat mereka rentan terpengaruh oleh pencitraan media sosial dan janji-janji manis.

  • Ketersediaan Modal: Para pensiunan memiliki daya beli dan simpanan tabungan pensiun yang menjadi sasaran empuk. Jebakan ini dapat menguras habis modal yang seharusnya digunakan untuk menikmati masa tua, membuat mereka kesulitan secara finansial di kemudian hari.

Ini adalah ancaman nyata. Minimnya wawasan dan literasi membuat banyak pensiunan harus terlebih dahulu tertipu sebelum mereka benar-benar memahami dunia bisnis.


 

Pentingnya Literasi dan Pendampingan: Solusi untuk Melindungi Diri

 

Satu-satunya cara untuk melawan model bisnis "gorengan" ini adalah dengan literasi bisnis yang memadai dan pendampingan yang tepat.

Alih-alih terburu-buru berinvestasi pada bisnis yang viral, para pensiunan perlu belajar untuk:

  • Menganalisis ide bisnis secara kritis.

  • Memvalidasi peluang usaha secara mandiri.

  • Memahami risiko di balik setiap investasi.

  • Membangun bisnis dari fondasi yang kuat, bukan hanya dari hype.

Literasi dan pendampingan ini akan membalikkan keadaan, menjadikan dana pensiun sebagai modal yang dikelola dengan baik untuk menciptakan lapangan usaha yang solid dan berkelanjutan. Dengan demikian, pengalaman puluhan tahun para pensiunan tidak hanya bermanfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga menjadi kekuatan ekonomi baru yang menggerakkan sendi-sendi ekonomi masyarakat Indonesia.

❝❞ Komentar Anda